Senin, 07 Agustus 2017

Know Bangsi Alas, Musical Instruments from Aceh Tenggara

Bangsi / Bansi Alas is a type of traditional bamboo inflatable instrument that grows and flourishes in the Alas Valley, Southeast Aceh Regency, the length of the bangsi / bansi itself is approximately 41 cm long and 2.8 cm in diameter, which has 7 holes at the top of the bansi Which each hole increasingly to the end will be wider. From 7 holes has its own function which is divided into six tone holes, and one air hole that is located close to the blown place.
The end of the bangsi is closed with the bamboo book itself, while at the other end it is covered with a cork. Bengkuang leaves (pandan leaves) wrap the place (part) is blown cork by giving a little excess (past the bamboo), and from here later blowing bangsi attached his lips to blow. From the air holes to the ends wrapped in jungle bengkuang leaves (pandan leaves) given a little plot where the air out.
Around Bangsi / Bansi is engraved with Bekhong (Alas-Hitam) carving krawang Alas. The use of Bangsi itself on the ground Alas dizaman used to be used as a music accompaniment Landok Alun Dance, A typical dance from Telangat Pagan Village tells the joy of farmers who acquire new land with good soil conditions.



 Disebut “Tari Landok Alun” karena tarian ini lembut atau lambat. Alun berarti lembut atau lambat. Bukan pada gerak tarinya saja, tetapi alun diartikan lambat dalam hal ruang gerak tarinya yang tidak jauh berpindah dari satu posisi ke posisi lain. Tari Landok tidak memiliki bermacam-macam bentuk pola lantai, yang terbentuk dari gerak adalah pola simetris.
Selain itu, Pembuatan Bangsi sering identik dikaitkan dengan adanya kabar meninggal dunia salah seorang di kampung/kute tempat bangsi dibuat. Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia Bangsi yang sudah siap dibuat sengaja dihanyutkan di sungai. Setelah itu diikuti terus sampai Bangsi tersebut diambil oleh anak-anak, kemudian Bangsi yang telah diambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya. Bangsi inilah nantinya yang akan ditiup dan diperdengarkan sebagai Penanda kabar telah meninggalnya seseorang di Kampung/Kute tersebut. Bangsi kepunyaan orang-orang kaya sering dibungkus dengan perak atau suasa. Kabar lain juga mengatakan konon, pemuda-pemuda Alas dizaman dahulu untuk memikat seorang gadis pujaannya dengan cara meniup Bangsi ini.
Lagu-lagu yang biasa dimainkan melalui instrumen Bangsi adalah lagu-lagu tradisional sebagaimana terdapat pada musik canang seperti:


— Lagu canang Ngaro
— Lagu canang Ngarak
— Lagu canang patam patam.
— Lagu canang Jing Jing Tor dan
— Lagu Tangis Dillo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

South aceh history and southeast aceh map

 Topography used to be a saga of Southeast Aceh is a large lake, formed in prehistoric times. In fact this can be seen from the number of ...